- Back to Home »
- de lucht forum »
- Amore #6 : SAJISAPO – 1 JIWA 1 POHON 2015 | Pamekasan, 4 – 5 Desember 2015
Posted by : Unknown
Selasa, 08 Desember 2015
Hi, Madura...
Pamekasan, here I am ....
Ini adalah kali ketiga saya menginjakkan kaki di tanah
Madura, Pulau Garam. Destinasi saya kali ini adalah menuju kampus Universitas
Islam Madura yang terletak di Kabupaten Pamekasan dalam rangka mengikuti
kegiatan berjudul SAJISAPO 2015 (Satu Jiwa Satu Pohon). Rombongan saya dengan
teman-teman dari UIN Sunan Ampel Surabaya total berjumlah 12 orang. Selanjutnya,
kami berangkat bersama dengan teman-teman dari jurusan matematika universitas
lainnya, yaitu UNESA, UNIPA, dan lainnya.
Kegiatan Sajisapo 2015 diselenggarakan oleh IKAHIMATIKA (Ikatan
Himpunan Mahasiswa Matematika) wilayah V, bekerja sama dengan BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Matematika dan IPA UIM. Sajisapo 2015
dilaksanakan atas dasar kepedulian mahasiswa matematika dengan permasalahan
lingkungan serta global warming yang sudah terjadi sejak beberapa tahun
silam. Sajisapo 2015 merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari Seminar
Nasional dan penanaman 200 pohon di Pamekasan.
Perjalanan kami dari Surabaya ke Pamekasan membutuhkan
waktu kurang lebih 4 jam dengan naik motor. Sekitar pukul 1 siang kami tiba di
tempat tujuan, bertepatan dengan pembukaan kegiatan sajisapo. Acara pertama
setelah pembukaan yakni Seminar Nasional tentang lingkungan hidup dan
konservasi alam. Dengan menghadirkan dua orang pemateri berkompeten,
masing-masing dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan Dinas Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Pamekasan, seminar nasional ini berjalan lancar dan diakhiri setelah
sesi tanya jawab, tepat jam 4 sore.
Informasi yang saya dapatkan dari seminar ini adalah
bahwa saat ini pemerintah sedang menyiapkan meuwujudkan Green City. Program
ini mengusahakan 30% lahan dari suatu kota merupakan lahan hijau. Komposisinya adalah
20% dari lahan milik umum dan 10% dari lahan milik pribadi. Melalui program tersebut, Indonesia, sebagai salah satu negara yang
memiliki banyak hutan, sedang disiapkan untuk membantu menyelesaikan
persamalahan global warming di bumi. Jika program ini berjalan lancar,
ekspektasi yang ingin dicapai yakni efek pemanasan global akan berkurang 20%
pada tahun 2020. Hope so.. ^^ Daerah Pamekasan sendiri telah memulainya
dengan menggalakkan aksi Limajisapo (Lima Jiwa Satu Pohon) yang diperuntukkan
pelajar-pelajar di sekolah.
Terdapat 4 indikator untuk menilai lingkungan yang baik, yaitu udara, tanah, air dan manusia. Keempat komponen tersebut sebisa mungkin terbebas dari dampak aktivitas manusia itu sendiri. Pengelolaan sumber daya alam memang dianjurkan demi mewujudkan kesejahteraan manusia, tetapi pengelolaan tersebut hendaknya tetap dalam batas wajar dan tidak melewati batas toleransi yang diizinkan. Sehingga, manusia sebagai komponen keempat yang memegang peranan paling penting dari lingkungan, seharusnya menyadari bahwa sangat perlu adanya perlindungan dan konservasi sumber daya alam demi menjaga stabilnya tiga komponen lingkungan lainnya.
Terdapat 4 indikator untuk menilai lingkungan yang baik, yaitu udara, tanah, air dan manusia. Keempat komponen tersebut sebisa mungkin terbebas dari dampak aktivitas manusia itu sendiri. Pengelolaan sumber daya alam memang dianjurkan demi mewujudkan kesejahteraan manusia, tetapi pengelolaan tersebut hendaknya tetap dalam batas wajar dan tidak melewati batas toleransi yang diizinkan. Sehingga, manusia sebagai komponen keempat yang memegang peranan paling penting dari lingkungan, seharusnya menyadari bahwa sangat perlu adanya perlindungan dan konservasi sumber daya alam demi menjaga stabilnya tiga komponen lingkungan lainnya.
Lelah setelah seharian dalam perjalanan dan langsung
mengikuti seminar nasional, saya dan peserta lainnya diarahkan menuju sebuah
hotel dekat alun-alun Pamekasan, seingat saya hotel Malindo namanya. Hotel sederhana
tersebut yang lebih mirip dengan losemen merupakan bangunan tingkat dua dan
terdapat sekitar 10 kamar pada masing-masing lantai. Saya dan beberapa teman
menempati kamar 205. Kamar berdinding coklat tersebut nyaman dan lumayan
memanjakan kami karena cukup luas dan
terdapat 2 kasur, 1 televisi dan 1 kipas angin menempel di dinding.
Setelah bersih diri, sekitar jam 7.30 malam, kami semua
digiring menuju alun-alun Pamekasan untuk melakukan ramah tamah dan perkenalan
dengan teman-teman mahasiswa matematika dari berbagai universitas. Keadaan cukup
ramai dan menyenangkan, hingga pada saat kami harus kembali ke hotel karena
langit malam kurang bersahabat saat itu. Setelah sampai di hotel, saya sendiri
lebih memilih untuk membaca buku dan tidur sesaat kemudian.
Di pagi hari, kegiatan kami dimulai sekitar pukul 6.30
pagi. Kami semua berangkat menuju kantor Dinas Pertanian setempat untuk melaksanakan inti
dari Sajisapo 2015, yakni agenda penanaman pohon di sepanjang jalan. Kegiatan tersebut
dibuka dengan sambutan Bupati Pamekasan yang diwakili oleh Bapak Sekda. Setelah
itu, kami semua langsung menyebar di sepanjang jalan untuk menanam pohon. Satu
Jiwa Satu Pohon, yang artinya masing-masing orang menanam satu pohon untuk masa
depan.
Kegiatan Sajisapo 2015 diakhiri dengan musyawarah kecil. Dan
setelahnya semua peserta bergegas kembali ke rumahnya masing-masing. Termasuk
rombongan kami yang harus segera kembali ke Surabaya dan terguyur hujan. ^_^
Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari perjalanan
saya kali ini. Pertama, saya sangat mengapresiasi IKAHIMATIKA yang telah
menyelenggarakan kegiatan ini. Hal tersebut membuktikan bahwa mahasiswa matematika
bukanlah mahasiswa yang hanya sibuk dengan pembuktian rumus (yang banyak
orang berpikiran hal tersebut “kengangguren”), tetapi mahasiswa matematika
juga mahasiswa yang peduli dan peka dengan kebutuhan lingkungan sekitarnya.
Sajisapo 2015 merupakan wujud bakti mahasiswa matematika kepada Negeri. Kedua,
ini tentang Pamekasan, Kota Gerbangsalam (Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam).
Menurut saya, Pamekasan sangat luar biasa. Tata kota terlihat cukup rapi. Ada
hal unik dari upacara pembukaan kegiatan di Pamekasan. Ketika pembukaan
penanaman pohon oleh Sekda Pamekasan, terop dan panggung ditata secara
sederhana menghadap jalan raya. Kami peserta berkumpul di pinggir jalan raya. Dan
kendaraan pun masih lalu lalang ketika acara dimulai (tetapi pengendara
melambatkan laju kendaraan). Cukup berbeda dengan pembukaan yang ada di
Surabaya dan kota kelahiran saya, Jombang. Karena kebanyakan pembukaan yang
dihadiri oleh pejabat biasanya disusun sedemikian mewahnya. Hahahaha...
Sajisapo 2015... Luar biasa...
1 kata untuk IKAHIMATIKA... Jaya...
2 kata untuk IKAHIMATIKA... Jaya Selalu...
3 kata untuk IKAHIMATIKA... Jaya Selalu Merdeka...
Salam matematika... Aktif, Kritis, Kreatif...